Powered by Blogger

Temukan Artikel Anda :

Selasa, 18 Agustus 2009

Kisah Mbah Surip dan Makna Sebuah Sukses

“ Tak gendong kemana mana….tak gendong kemana mana...” merupakan potongan lagu yang telah menghibur telinga para pengguna telepon genggam hampir 8 bulan terakhir ini. Banyak diantara kita yang terpesona saat nama pelantun lagu tersebut, Mbak Surip tiba-tiba meroket di blantika musik di Indonesia. Dengan lagunya “ Tak Gendong”, Mbah Surip yang selama ini hanya seorang musisi jalanan, tiba-tiba menjelma menjadi salah satu tokoh populer di Indonesia. Lagu milik Lelaki kelahiran tanggal 5 Mei, 1949 di Mojokerto, Jawa Timur , “Tak Gendong”, telah menjadi “Ring Back Tone - RBT” yang masuk kategori 10 besar pada sejumlah provider celluler. Lagu ini telah melejitkan namanya dan akan menjadikannya milyader mendadak, karena royalty 5 milyar yang akan diterimanya. . Menurut situs Detiklnet dalam dua bulan belakangan ini , RBT 'Tak Gendong' digunakan 500 ribu pelanggan Telkomsel, 100 ribu pelanggan Indosat, dan 70 ribu pelanggan Excelcomindo Pratama (XL). Nama beliaupun masuk dalam daftar tokoh atau peristiwa yang paling sering diakses oleh para pemakai “twitter”, seperti yang dilansir oleh Radio Delta. Akibatnya banyak pengguna twitter yang berasal dari Negara lain, bingung dan ingin mencari tahu tokoh yang bernama Mbah Surip. Di Indonesia, namanya mungkin hanya bisa disaingi oleh para calon presiden 2009.

Namun belum sirna pesona Mbah Surip di mata kita, tiba-tiba kita semua dikejutkan dengan berita wafatnya beliau pada tanggal 4 Agustus, 2009. Diduga karena serangan jantung akibat kelelahan setelah tampil di beberapa kegiatan dalam satu hari. Mbah Surip menghembuskan nafas terakhir di rumah sahabatnya, pelawak Mamiek Prakoso. Berdasarkan keterangan Mamiek Prakoso yang dilansir kompas , tanggal 5 Agustus, 2009, awalnya kehadiran Mbah Surip adalah untuk menenangkan diri dan sembunyi. Namun, inilah jalan yang telah ditetapkan oleh Allah, Yang Maha Kuasa untuk memanggil Urip Achmad Rijanto alias Mbah Surip menghadap-Nya.

Kisah Mbah Surip di atas, seperti sebuah cerita di negeri dongeng. Awal dan akhir kepopuleran terjadi seperti angin yang bertiup dengan cepat. Banyak diantara kita mungkin merasa kehilangan dan bersimpati kepada keluarga almarhum atas kepergian beliau yang berlangsung begitu cepat. Tanpa mengurangi rasa hormat dan tanpa bermaksud menghakimi perjuangan hidup beliau, kita semua dapat menarik pelajaran berharga atas kisah sukses seorang Mbah Surip di atas.

Di jaman teknologi canggih seperti saat ini, sukses seolah-olah menjadi satu kata sakti dan kondisi yang diidam-idamkan oleh semua orang. Tidak salah memang. Namun yang memprihatinkan manakala kesuksesan telah menyebabkan tidak sedikit orang yang melakukan segala cara untuk menggapai kesuksesan yang mereka mimpikan, bahkan mungkin dengan mengorbankan kesehatannya, maupun keluarganya. Juga tidak sedikit orang yang menghalalkan segala cara – The ends justify the means - dan mengorbankan orang lain untuk menjadi orang yang sukses.

Terkadang kita hanya melihat kesuksesan seseorang manakala orang yang bersangkutan telah mencapai suksesnya. Namun mungkin sedikit diantara kita yang mencoba melihat perjalan yang telah ditempuh oleh orang bersangkutan sehingga mencapai sukses. Kalau kita berkaca pada kisah Mbah Surip di atas. Sebenarnya kesuksesan yang telah dicapai mendiang Mbah Surip adalah buah hasil perjuangannya bertahun-tahun untuk tetap bertahan di dunia musik yang dia geluti. Sebelum menjadi pemusik jalanan yang sering berkeliling antara Senen dan Bulungan, Mbah Surip pernah mencoba berprofesi sebagai pekerja di sebuah pengeboran minyak. Artinya dia telah melakukan berbagai hal sebelum akhirnya menggapai sebuah kesuksesan, walau itu muncul sesaat sebelum akhir hayatnya. Beberapa waktu yang lalu saya pernah bertemu dengan seorang sahabat saya yang telah sukses menjadi seorang event organizer. Semula saya berpikir bahwa kesuksesan yang dicapainya saat ini adalah buah hasil kerjanya selama 5 tahun terakhir ini saja. Ternyata pandangan saya tersebut tidak sepenuhnya benar. Dia bercerita bahwa saat di masih menjadi mahasiswa, dia telah memulai karirnya sebagai seorang wiraswastawan. Dia bahkan pernah menjadi korban penipuan dari rekan bisnisnya, sehingga harus kehilangan uang sebesar Rp. 650 juta !!!. Sebuah angka fantastis untuk mengubur mimpi seorang wiraswastawan pemula. Ternyata hal ini tidak dilakukan oleh rekan saya ini. Walaupun dia sempat “banting stir” menjadi seorang profesional, tetapi dia tetap memelihara mimpinya untuk kelak menjadi wiraswatawan yang sukses, seperti yang akhirnya dia nikmati saat ini. Artinya salah satu syarat untuk menjadi seorang yang sukses adalah konsistensi untuk terus berjuang dalam menggapai sebuah kesuksesan yang diimpikan.

Lalu, apakah sejatinya sukses itu ? Menurut hemat saya, sukses adalah kondisi keberhasilan yang dapat dicapai oleh semua orang, yang untuk mewujudkannya memerlukan upaya konsisten dan terus menerus, serta memerlukan kesiapan fisik dan mental dalam menjalaninya ,dan membutuhkan kearifan untuk mempertahankannya. Artinya seseorang dapat dianggap sepenuhnya sukses bila selain berhasil menggapai mimpinya, ia juga mampu menjalani sukses yang dimilikinya secara sehat, serta mempertahankan kesuksesannya itu. Banyak contoh yang dapat kita lihat manakala seseorang sesaat menggapai sukses, namun tidak bertahan lama. Atau kesuksesannya membuat diri seseorang terpenjara atau menderita berbagai macam penyakit.

Kisah Michael Jackson adalah sebuah contoh nyata betapa keberhasilan yang dicapainya ternyata menjadikan dirinya orang yang terpenjara, dan mempunyai kebiasaan yang tidak lazim menurut norma yang umum berlaku. Tingkah polah yang dia tampilkan dalam kehidupan pribadinya mengisyaratkan sebuah kesuksesan semu. Seorang Michael Jackson kecil yang lucu, dengan kulitnya yang hitam, telah menjadi ikon ” The Jackson Five”, dengan lagu hit mereka ” Going back to Indiana”. Dia kemudian menjelma menjadi seorang pemuda langsing, dengan gaya ”moon walk”, yang melantunkan lagu-lagu disco di akhir tahun 70-an , hingga tahun 80-an, seperti ” Don’t Stop Till Get Enough, ”Billy Jean”, ”Beat It” atau, ”Thriller”. Kesuksesan semu itu tidak membuatnya puas, karena ternyata dia tidak bahagia dengan warna kulit dan bentuk hidung yang dia miliki. Dia menginginkan warna kulit yang agak mirip dengan kulit kaum hispanik – keturunan Spanyol, sehingga memerlukan penyuntikan pigmen tertentu di tubuhnya. Dia juga menginginkan bentuk hidung yang lebih mancung dari yang saat itu dia miliki, sehingga ia perlu melakukan operasi plastik. Diapun mempunyai kekhawatiran yang berlebihan akan mengalami pencemaran udara, sehingga memerlukan terapi hiperbarik untuk memperoleh oksigen yang murni, untuknya bernafas. Dengan berjalannya waktu, ternyata popularitasnya makin menurun. Sejumlah album yang diharapkannya sukses ternyata ”jeblok” di pasaran. Hingga sebelum akhir hayatnya dia mencoba untuk ”come back” dengan cara melakukan tour musik di London. Namun untung tak dapat diraih, dan malang tak dapat ditolak. Sang Khalik memanggilnya di tengah persiapannya melakukan tour tersebut. Dia mengalami gagal jantung, yang diduga terjadi karena kebiasannya mengkonsumsi obat-obat penenang dan penahan rasa sakit. Yang lebih memprihatinkan lagi, ternyata dia meninggalkan begitu banyak hutang di akhir hayatnya. Gelimang uang dan harta yang tadinya mengalir bak aliran sungai, seolah sirna ditelan bumi. Konon, hanya dengan menjual aset yang ditinggalkannya- lah keluarga Jacko dapat membayar hutang-hutangnya yang tersisa.

Michael Jackson tidak siap secara fisik dan mental untuk menjalani kesuksesannya ini. Sehingga ia melakukan ”bongkar pasang” kondisi fisiknya agar tetap bisa ”exist” di blantika musik pop-disco, pada zamannya. Selain itu, diapun tidak arif dalam mempertahankan kesuksesannya. Dia melupakan kodratnya sebagai orang yang terlahir sebagai orang yang berkulit hitam, dia mencoba mengingkari kodratnya dengan merubah warna kulitnya. Diapun tidak menyadari bahwa dengan bertambahnya usia, dia tidak mempunyai kondisi fisik seprima ketika usianya masih muda. Sehingga obat-obatan yang mungkin selama ini aman-aman saja dia konsumsi, telah menjadi obat maut yang mengakhiri hidupnya.

Lalu bagaimana kita dapat mempertahankan keberhasilan kita secara arif ? Menurut pandangan saya , berdasarkan pengamatan terhadap sejumlah orang yang mampu bertahan dalam kesuksesan, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dari mereka sebagai berikut :

1. Jas Merah
Meminjam istilah yang pernah digunakan oleh Proklamator kita Bung Karno, yaitu Jas Merah atau ” Jangan sekali-kali Melupakan sejarah”. Artinya di saat kita sukses, janganlah kita melupakan tempat kita berasal, teman-teman lama, maupun orang-orang terdekat yang pernah membantu kesuksesan kita, apalagi kemudian meninggalkan keluarga yang memiliki andil di balik kesuksesan kita. Kita perlu menyadari bahwa dibalik rizki yang kita peroleh dari kesuksesan kita, ada sejumlah rizki yang merupakan hak dari orang-orang yang terkait, khususnya keluarga.

2. Rendah hati
Ingatlah bahwa kesuksesan yang kita peroleh adalah titipan Sang Pemilik Alam Semesta ini kepada kita. Sehingga kita tidak mempunyai hak untuk mengklaim bahwa ini terjadi karena kehebatan kita. Rendah hati juga berarti perkataan dan perbuatan kita tidak merendahkan harkat dan martabat orang lain yang mungkin belum memperoleh kesuksesan. Dengan merendahkan diri di hadapan-Nya dan merendahkan hati terhadap orang lain, serta menyadari bahwa semuanya adalah titipan semata yang dapat diambil setiap saat, insya Allah, kesuksesan kita akan terus berlanjut.

3. Kreatif
Terus berpikir akan ide-ide baru dan orisinil, yang dapat membuat kita tetap dapat menghasilkan karya-karya baru yang terus diminati oleh khalayak ramai.

4. Bersyukur
Menjadikan kesuksesan yang kita miliki sebagai sarana untuk dapat membantu orang lain dan menjadikan diri kita semakin dekat kepada-Nya, merupakan sebuah wujud syukur kita kepada-Nya atas anugrah kesuksesan yang dikerikan-Nya kepada kita. Ingatlah bahwa Allah sangat menyayangi hambanya yang rajin bersyukur.

Demikianlah tulisan sederhana ini. Semoga dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Khususnya untuk mengingatkan diri saya agar terus memperbaiki diri. Hal-hal yang baik dalam tulisan ini pasti berasal dari Allah Yang Maha Mengetahui. Segala kekurangan berasal dari kelemahan diri saya sebagai mahluk-Nya.

1 komentar:

Joojo mengatakan...

ulasan sederhana yang sangat berharga (khususnya buat saya bro yang gagal dalah menjalani usaha sbg wiraswasta hehehe lg mo bangkit lagi nih )tetep smangadh....
salam hangat
joni

Ini Yang Anda Cari ?

PASTI ANDA SUKA :

Sahabat